Market Review : Harga Emas Melonjak Segabai Safehaven Utama Ditengah Runtuhnya Sistem Perbankan


Market Review : Harga Emas Melonjak Segabai Safehaven Utama Ditengah Runtuhnya Sistem Perbankan

kedaitrader.com - Dimulai dari kehancuran Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank New York, Credit Suisse kemudian First Republik Bank, kondisi keuangan perbankan global kini terus menjadi sorotan utama. Membebani sentimen pasar pada ancaman krisis keuangan yang lebih buruk dibandingkan krisis keuangan 2008.

Sebagai safehaven utama ditengah runtuhnya Dolar AS, Harga emas diperdagangkan melonjak tajam selama sesi Jumat (17/3), mencapai level tertinggi April tahun lalu. Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $69.22 atau 3.48% berakhir kisaran $1,989.19 per ons. Emas berjangka kontrak April berakhir menguat sekitar $50.50 atau 2.56% berada pada level $1,973.50 per ons di Divisi Comex.

  • Dollar & Bonds

Kekhawatiran investor yang terjadi di Amerika, kini mulai telah menyebar ke Eropa dan pasar perbankan global menyusul fakta terkait kesulitan likuiditas yang dialami Credit Suisse (CS) sebagai bank terbesar diantara bank-bank lainnya mengalami kebangkrutan. Hal ini, mendorong para pembuat kebijakan Bank Sentral Dunia untuk berjuang meyakinkan pasar atas kesehatan sektor perbankannya.

Sementara itu, kebingungan investor seputar kebijakan the Fed apakah akan terus melanjutkan pengetatan ataukah berhenti setelah badai krisis perbankan membawa Dolar dan Obligasi AS semakin kehilangan momentum kenaikan yang lebih tinggi.

Hal-hal tersebut membawa pasar Dolar, Obligasi dan Saham global bergejolak. Indeks Dolar AS bergerak melemah sekitar 55 poin atau 0.53% berakhir pada level 103.87, setelah uji tertinggi 104.45. Yield obligasi 2tahun AS, anjlok 3.8458% atau turun 19.42% dalam sepekan dan turun sekitar 8.53% pada Jumat (17/3). Sementara Yield obligasi 10tahun AS melemah pada kisaran 3.4380%, sekitar 7.74% selama pekan lalu dan -4.10% pada Jumat (17/3).

  • US Stocks

Indeks Saham AS bergejolak, melemah ditengah berita kebankrutan sederetan Bank-Bank dunia dan menguat karena optimisme pasar pada bantuan likuiditas yang diberikan oleh Bank Sentral dan Bank-Bank besar.

Indeks DoW Jones berakhir melemah sebanyak 1.21% pada kisaran 31,861.98, turun sebanyak 0.15% dalam sepekan lalu. Indeks S&P 500 AS turun sebanyak 1.11% pada jumat pada level 3,916.64. Sedangkan Nasdaq berakhir turun sekitar 0.75% pada level 11,630.51. Masing-masing mencatatkan kenaikan sebanyak 1.41% dan 4.23% dalam sepekan lalu.

  • Minyak

Harga minyak anjlok ditengah kekhawatiran tentang resesi global yang terus meningkat yang dipicu oleh krisis perbankan dimulai dari Silicon Valley Bank, Signature Bank New York, Credit Suisse dan kemudian First Republik Bank.

Harga minyak bahkan enggan menguat meski serangkaian penyelematan dilakukan oleh Bank Sentral terhadap Credit Suisse dan First Republic Bank oleh 11 perbankan besar AS.

Dipasar spot, harga minyak berakhir melemah sebanyak $1.87 atau 2.81% berakhir pada level $66.46 per barel, melemah sebanyak 15.39% selama sepekan lalu. Minyak mentah berjangka WTI AS anjlok sekitar $1.61 atau 2.41% pada level $66.74 per barel. Sedangkan Brent London melemah sekitar $2.37 atau 2.37% pada level $72.97 per barel.

  • Sentimen

Memasuki sesi perdagangan pekan ini, fokus utama masih akan terus terfokus pada krisis perbankan yang terjadi dan menunggu hasil pertemuan Bank Sentral China (PBoC), Federal Reserves AS (FOMC), Bank Sentral Swiss (SNB) dan Bank Sental Inggris (BoE) yang akan dirilis pada Kamis (23/3) sejak 01:00 WIB dini hari.

Pertemuan PBoC akan menjadi pembukan pertemuan Bank Sentral pada Senin (20/3) pukul 8:15 WIB, diikuti laporan Neraca Perdagangan Eropa pada pukul 17:00 WIB.

Seputar krisis perbankan, SVB secara resmi telah mengumumkan kebangkrutannya pada hari Jumat, sementara bank lain masih berada di bawah pengawasan. Hal ini, masih akan berpotensi mengguncang pasar keuangan global.

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages