Gold Review : Harga Emas Melonjak, Fed Potensi Perlambat Kenaikan Suku Bunga
kedaitrader.com - Harga emas menguat tajam selama sesi perdagangan akhir pekan (4/11), menyelesaikan pekan terakhir perdagangan musim panas dengan keuntungan 1.26% ditengah penurunan tajam Indeks Dolar Amerika paska laporan tenaga kerja AS dirilis.
Serangkaian laporan tenaga kerja Amerika selama periode Oktober telah memberikan signal campuran pada sektor tenaga kerja, diantaranya Non-farm payrolls AS berhasil mencatatkan 261K lapangan kerja baru, lebih tinggi dari perkiraan pada 200K - namun lebih rendah dari seleumnya sebanyak 315K (revisi dari 263K).
Sebelumnya, laporan ADP Employment Change AS dirilis naik sebanyak 239K, lebih baik dari perkiraan dan data sebelumnya pada 195K (F) dan 192K (P). Sedangkan tingkat pengangguran AS tercatat mengalami kenaikan dari 3.5% menjadi 3.7%. Sementara itu, dalam laporan Average Hourly Earnings (YoY), tercatat bahwa inflasi upah di AS mengalami perlambatan dari 5.0% menjadi 4.7%.
Dari laporan tersebut, investor secara luas cukup khawatir bahwa suku bunga yang terlalu tinggi dapat memberikan tekanan pada tingkat pendapatan tenaga kerja yang memperburuk pertumbuhan di sektor tenaga kerja Amerika. Sejak laporan tenaga kerja dirilis probability terhadap kenaikan suku bunga Fed menurun.
Survei oleh CME terhadap peluang kenaikan berikutnya pada pertemuan Desember tampak hampir berimbang - dengan peluang kenaikan 75bps dan 50bps, masing-masing berada pada kisaran 48% dan 52.0%. Survei memunculkan spekulasi bahwa Fed akan memulai memperlambat laju kenaikan pada Desember mendatang.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $56.20 atau 3.34% berakhir pada level $1,684.21 per ons, setelah uji terendah $1,628 dan tertinggi $1,684. Emas berjangka kontrak Desember ditutup menguat sebanyak $45.70 atau 2.73% berakhir pada level $1,676.60 per ons di Divisi Comex. Sedangkan Indeks Dolar AS melemah sebanyak 217 poin atau 1.96% berakhir pada level 110.79, setelah uji terendah 110.71 dan tertinggi 113.
Serangkaian laporan tenaga kerja Amerika selama periode Oktober telah memberikan signal campuran pada sektor tenaga kerja, diantaranya Non-farm payrolls AS berhasil mencatatkan 261K lapangan kerja baru, lebih tinggi dari perkiraan pada 200K - namun lebih rendah dari seleumnya sebanyak 315K (revisi dari 263K).
Sebelumnya, laporan ADP Employment Change AS dirilis naik sebanyak 239K, lebih baik dari perkiraan dan data sebelumnya pada 195K (F) dan 192K (P). Sedangkan tingkat pengangguran AS tercatat mengalami kenaikan dari 3.5% menjadi 3.7%. Sementara itu, dalam laporan Average Hourly Earnings (YoY), tercatat bahwa inflasi upah di AS mengalami perlambatan dari 5.0% menjadi 4.7%.
Dari laporan tersebut, investor secara luas cukup khawatir bahwa suku bunga yang terlalu tinggi dapat memberikan tekanan pada tingkat pendapatan tenaga kerja yang memperburuk pertumbuhan di sektor tenaga kerja Amerika. Sejak laporan tenaga kerja dirilis probability terhadap kenaikan suku bunga Fed menurun.
Survei oleh CME terhadap peluang kenaikan berikutnya pada pertemuan Desember tampak hampir berimbang - dengan peluang kenaikan 75bps dan 50bps, masing-masing berada pada kisaran 48% dan 52.0%. Survei memunculkan spekulasi bahwa Fed akan memulai memperlambat laju kenaikan pada Desember mendatang.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $56.20 atau 3.34% berakhir pada level $1,684.21 per ons, setelah uji terendah $1,628 dan tertinggi $1,684. Emas berjangka kontrak Desember ditutup menguat sebanyak $45.70 atau 2.73% berakhir pada level $1,676.60 per ons di Divisi Comex. Sedangkan Indeks Dolar AS melemah sebanyak 217 poin atau 1.96% berakhir pada level 110.79, setelah uji terendah 110.71 dan tertinggi 113.
Memasuki sesi perdagangan pekan ini, perhatian pasar global akan tertuju pada angka CPI AS yang akan dirilis pada hari Kamis (10/11). Laporan CPI akan cukup berdampak besar pada ekspektasi kebijakan Fed pada pertemuan Desember.
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar