Alasan Nilai Tukar Rupiah Bergejolak Jelang Pemilihan Presiden

Liputan6.com - Kejelasan peta koalisi sejumlah partai menghadapi pemilihan presiden sempat mendongkrak nilai tukar rupiah hingga melesat ke kisaran 11.300-an per dolar AS. Namun kejutan-kejutan politik berikutnya justru menyeret rupiah hingga ke level 11.800-an hanya dalam dua pekan terakhir sejak akhir Mei 2014.

Melihat kondisi tersebut, Ekonom Standard Chartered di Indonesia Eric Sugandi menjelaskan, tidak semua faktor mampu menggerakan pasar keuangan ke satu arah dalam jangka panjang.

"Euforia politik baik positif maupun negatif, sifatnya pendek karena termasuk faktor psikologis. Apapun bentuknya, pergerakan (rupiah) karena faktor psikologis itu tidak akan bertahan lama," terang Eric saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Senin (9/6/2014).

Dia menerangkan, reaksi para pelaku pasar mengikuti kejutan-kejutan politik yang bermunculan cenderung berpotensi menyebabkan naik dan turun nilai tukar rupiah belakangan ini. Sejumlah tindakan baru yang diambil akan berubah menjadi sentimen positif atau negatif bagi pergerakan rupiah.

"Faktor psikologis seperti euforia politik itu paling bertahan harian atau mingguan, karena para pelaku pasar akan berpikir kembali. Dan setelah melihat koreksi yang cukup dalam, para investor akan kembali masuk dan menguatkan rupiah," terang dia.

Sementara itu, Eric memperkirakan rupiah mampu bergerak naik ke level 11.600 per dolar AS pada akhir tahun 2014 karena presiden baru telah terpilih. Prediksi tersebut diperkuat dengan proyeksi defisit transaksi berjalan yang mengecil.

"Rupiah menguat di akhir tahun karena ada kepastian dan stabilitas politik yang memang disukai para investor. Defisit transaksi berjalan juga akan mengecil karena beberapa kebijakan yang diambil BI dan juga jelasnya fundamental kebijakan ekonomi RI setelah presiden baru terpilih," ujar Eric.

Sementara itu, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti menuturkan, pemilihan presiden berjalan lancar akan mendukung gerak rupiah. Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak ke level Rp 11.400-Rp 11.500 per dolar Amerika Serikat pada akhir tahun 2014.

"Titik kritikal rupiah pada November-Desember untuk gerak rupiah ke depan. Hal itu karena menjelang akhir tahun pemerintahan baru terbentuk," kata Destry.




For Medium Or Long Term Recommendation, Fundamental and Technical Analysis you can SUBSCRIBED as Platinum Members of Kedai Trader

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages