Market Review : Masa Tenang, Pasar Global Potensi Minim Gairah Jelang FOMC Minggu Depan
kedaitrader.com - Indeks Dolar Amerika rebound setelah tersungkur ke level terendah sejak 14 April tahun lalu, menyusul kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS sebagai aksi profit taking investor ditengah ekspektasi puncak pengetatan kebijakan the Fed.
Sebelumnya dalam sepekan terakhir Dolar melemah tajam dalam enam hari perdagangan berturut-turut, bersama dengan imbal hasil obligasi AS setelah serangkaian data inflasi Amerika selama periode Juni dilaporkan melambat - memicu ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed akan berakhir pada pertemuan 26 Juli mendatang.
Berdasarkan pantauan Fed Watch Tools, ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed bertahan diatas 90% untuk pertemuan 25 Juli mendatang dan diperkirakan akan menjadi kenaikan terakhir dalam siklus pengetatan yang dilakukan Federal Reserves AS untuk menjinakkan inflasi.
Hingga akhir perdagangan Jumat (14/7), Dolar AS berakhir menguat sekitar 23 poin atau 0.23% pada level 99.98, setelah capai terendah 99.58. Dolar mencatatkan kerugian sebanyak 2.26% dalam sepekan terakhir - menandai penurunan mingguan terburuk sejak November tahun lalu.
*Saham & Obligasi*
Pasar saham Amerika melesat lebih dari 2% dalam sepekan terakhir, menyambut angka inflasi terbaru dan fakta bahwa kenaikan suku bunga berikutnya dari The Fed pada bulan Juli bisa menjadi kenaikan yang terakhir.
Indeks utama Dow Jones AS berakhir menguat sekitar 0.33% pada level 34,509.03 - mencatatkan kenaikan sebanyak 2.29% dalam sepekan terakhir. Indeks S&P500 melemah sebanyak 0.10% pada level 4,505.42, sedangkan Nasdaq AS turun 0.18% pada level 14,113.70. Masing-masing mencatatkan kenaikan sebanyak 2.4% dan 3.3% dalam seminggu terakhir.
Imbal hasil obligasi 2tahun AS naik sebanyak 2.37% pada level 4.7510%, sementara Yield 10tahun AS naik sebanyak 1.35% pada level 3.820%.
*Matauang*
Matauang Euro berakhir datar terhadap dolar, sementara Pound bertahan di dekat level tertinggi 15 bulan selama sesi perdagangan pada hari Jumat (14/7) karena optimisme siklus kenaikan suku bunga AS akan berakhir lebih awal dari perkiraan sebelumnya, menyusul data inflasi yang melemah.
EUR/USD berakhir tidak berubah - menetap pada level 1.1225 dan turun sekitar 2.4% dalam sepekan terakhir. Sedangkan GBP/USD merosot sekitar 44 poin atau 0.33% pada level 1.30905. Pound rugi sekitar 2% dalam seminggu.
AUD/USD berakhir melemah sebanyak 52 poin atau 1.10% pada level 0.68356. USD/JPY diperdagangkan naik setelah sempat anjlok capai level terendah baru dalam dua bulan. Yen melemah ke level 138.795 terhadap Dolar AS, naik sekitar 75 poin atau 0.54%.
*Emas & Minyak*
Harga emas diperdagangkan flat selama sesi perdagangan akhir pekan - mencoba bertahan diatas $1,950 karena prospek kenaikan suku bunga Juli Federal Reserves AS diharapkan sebagai kenaikan sebagai kenaikan terakhir dalam siklus pengetatan kebijakan yang dilakukan dalam dua tahun terakhir.
Dipasar spot, harga emas berakhir melemah hanya sekitar $5.54 atau 0.28% pada level $1,954.70 per ons, setelah capai tertinggi $1,963 dan terendah $1,950. Dalam sepekan lalu emas mencatatkan keuntungan sebanyak 1.6%.
Emas berjangka kontrak Agustus sebagai kontrak teraktif saat ini, berakhir turun hanya sekitar 70 sen atau 0.04% pada level $1,964.40 per ons di Divisi Comex.
Dipasar komoditas lainnya, harga minyak spot ditutup melemah sekitar $1.91 atau 2.48% pada level $75.07 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS anjlok $1.81 atau 2.34% pada level $75.42 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent London turun sekitar $1.49 pada level $79.87 per barel.
*Sentimen*
Memasuki sesi perdagangan awal pekan ini, pasar akan terfokus pada laporan GDP dan Penjualan Ritel China pada Senin pukul 9:00 WIB.
Sementara itu, hingga sepekan kedepan pasar global diperkirakan akan diperdagangkan lebih tenang, karena pasar akan terfokus pada the Fed yang memasuki periode blackout menjelang pertemuan FOMC pada 25-26 Juli mendatang.
Selain itu, Minggu depan pasar juga akan difokuskan pada data inflasi dari Jepang, Selandia Baru, dan Inggris yang akan dirilis pada hari Selasa (18/8) bersama dengan laporan Penjualan Ritel (Juni) AS dan data pekerjaan Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar