Oil Review : China Zero Covid19, Dorong Harga Minyak Melemah Tajam
kedaitrader.com - Harga minyak anjlok lebih dari 3% selama sesi perdagangan Selasa (8/11) setelah Harapan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan virus corona memudar. Baru-baru ini, Pihak berwenang China mengkonfirmasi komitmen mereka terhadap kontrol ketat COVID-19. Hal ini kembali meningkatkan kekhawatiran atas konsekuensi negatif dalam permintaan minyak, karena infeksi meningkat saat musim flu musim dingin.
Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sebanyak $3.20 atau 3.61% pada level $88.69 per barel. Minyak WTI AS anjlok sekitar $2.88 atau 3.24% berakhir pada level $88.91 per barel, sedangkan Brent London, anjlok sekitar $2.56 atau 2.68% berakhir pada level $95.36 per barel.
Pagi ini, Harga minyak berpotensi kembali melemah, setelah laporan persediaan minyak mentah AS oleh American Petroleum Institut dilaporkan melonjak sebanyak 5.618 juta barel dalam sepekan terakhir, lebih besar dari perkiraan 1.1 juta barel dan berbanding terbalik dengan penurunan sebanyak 6.5 juta barel dalam dua pekan sebelumnya.
--
kedaitrader.com - Harga minyak anjlok lebih dari 3% selama sesi perdagangan Selasa (8/11) setelah Harapan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan virus corona memudar. Baru-baru ini, Pihak berwenang China mengkonfirmasi komitmen mereka terhadap kontrol ketat COVID-19. Hal ini kembali meningkatkan kekhawatiran atas konsekuensi negatif dalam permintaan minyak, karena infeksi meningkat saat musim flu musim dingin.
Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sebanyak $3.20 atau 3.61% pada level $88.69 per barel. Minyak WTI AS anjlok sekitar $2.88 atau 3.24% berakhir pada level $88.91 per barel, sedangkan Brent London, anjlok sekitar $2.56 atau 2.68% berakhir pada level $95.36 per barel.
Pagi ini, Harga minyak berpotensi kembali melemah, setelah laporan persediaan minyak mentah AS oleh American Petroleum Institut dilaporkan melonjak sebanyak 5.618 juta barel dalam sepekan terakhir, lebih besar dari perkiraan 1.1 juta barel dan berbanding terbalik dengan penurunan sebanyak 6.5 juta barel dalam dua pekan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar