Forex Review : Fundamental Ekonomi Global Negatif, Dolar Jadi Satu-satunya Primdona
kedaitrader.com - Indeks Dolar Amerika melonjak kelevel tertinggi dalam lebih dari 20 tahun terakhir setelah serangkaian fundamental ekonomi memberikan dorongan pada perburaan safehaven karena resiko resesi global.
Dimulai dengan fundamental ekonomi China yang mengumumkan penguncian wilayah Chengdu, sebuah kota berpenduduk sekitar 21 juta orang karena virus corona. Di Eropa, fokus pasar tertuju pada krisis energi. Komisi Uni Eropa sedang mengerjakan intervensi pasar untuk membatasi harga energi dan memotong permintaan listrik setelah Rusia memangkas pengiriman gas ke Uni Eropa. Presiden Ursula Von der Leyen akan berbicara tentang masalah ini pada 14 September mendatang.
Disisi lain, data ekonomi AS selama sesi perdagangan Kamis (1/9) memberikan dukungan kuat pada Dolar karena hasil yang lebih baik. Dolar ditutup menguat sekitar 99 poin atau 0.90% berakhir pada level 109.66, setelah uji tertinggi 110 dan terendah 108.68.
Dalam data yang dirilis, PMI Manufacturing AS dirilis naik ke level 51.5 dari 51.3. Klaim Pengangguran AS mencatatkan 232K klaim baru dalam sepekan terakhir, lebih baik dari perkiraan dan data sebelumnya pada 248K (F) dan 237K (P).
Terbebani oleh bayang-bayang krisis ekonomi yang membuntuti ekonomi Eropa, mendorong matauang Euro melemah tajam terhadap Dolar selama perdagangan Kamis (1/9). ERU/USD ditutup melemah sebanyak 106 poin atau 1.07% berahir pada level 0.9945, setelah uji tertinggi 1.0054 dan terendah 0.9911.
GBPUSD terkoreksi sebanyak 78 poin atau 0.68% berakhir pada 1.1541, terendah sejak Maret 2020. Pasar sterling akan terfokus pada pengumuman nama Perdana Menteri Baru Inggris yang dijadwalkan akan diumumkan pada Senin, 5 September 2022.
AUD/USD ditutup melemah sebanyak 55 poin atau 0.81% berakhir pada level 0.6786. Sementara USD/JPY melemah ke tertinggi dalam 24 tahun pada 140.18 - naik sekitar 124 poin atau 0.88%.
--
kedaitrader.com - Indeks Dolar Amerika melonjak kelevel tertinggi dalam lebih dari 20 tahun terakhir setelah serangkaian fundamental ekonomi memberikan dorongan pada perburaan safehaven karena resiko resesi global.
Dimulai dengan fundamental ekonomi China yang mengumumkan penguncian wilayah Chengdu, sebuah kota berpenduduk sekitar 21 juta orang karena virus corona. Di Eropa, fokus pasar tertuju pada krisis energi. Komisi Uni Eropa sedang mengerjakan intervensi pasar untuk membatasi harga energi dan memotong permintaan listrik setelah Rusia memangkas pengiriman gas ke Uni Eropa. Presiden Ursula Von der Leyen akan berbicara tentang masalah ini pada 14 September mendatang.
Disisi lain, data ekonomi AS selama sesi perdagangan Kamis (1/9) memberikan dukungan kuat pada Dolar karena hasil yang lebih baik. Dolar ditutup menguat sekitar 99 poin atau 0.90% berakhir pada level 109.66, setelah uji tertinggi 110 dan terendah 108.68.
Dalam data yang dirilis, PMI Manufacturing AS dirilis naik ke level 51.5 dari 51.3. Klaim Pengangguran AS mencatatkan 232K klaim baru dalam sepekan terakhir, lebih baik dari perkiraan dan data sebelumnya pada 248K (F) dan 237K (P).
Terbebani oleh bayang-bayang krisis ekonomi yang membuntuti ekonomi Eropa, mendorong matauang Euro melemah tajam terhadap Dolar selama perdagangan Kamis (1/9). ERU/USD ditutup melemah sebanyak 106 poin atau 1.07% berahir pada level 0.9945, setelah uji tertinggi 1.0054 dan terendah 0.9911.
GBPUSD terkoreksi sebanyak 78 poin atau 0.68% berakhir pada 1.1541, terendah sejak Maret 2020. Pasar sterling akan terfokus pada pengumuman nama Perdana Menteri Baru Inggris yang dijadwalkan akan diumumkan pada Senin, 5 September 2022.
AUD/USD ditutup melemah sebanyak 55 poin atau 0.81% berakhir pada level 0.6786. Sementara USD/JPY melemah ke tertinggi dalam 24 tahun pada 140.18 - naik sekitar 124 poin atau 0.88%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar