Harga emas diperdagangkan flat selama sesi perdagangan Senin (16/1) namun tetap mencoba bergerak lebih tinggi menjelang jadwal pelantikan Trump disesi perdagangan akhir pekan nanti.
Disesi perdagangan semalam, pasar emas hanya memanfaatkan volatilitas pasar dolar yang cenderung diperdagangkan sempit stabil dikisaran 101.00.
Disesi perdagangan Senin (16/1) Harga emas ditutup naik sebanyak $4.65 atau 0.48% berakhir pada $1,202.590, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi $1,208.250 dan serendah $1,199.890.
Sementara Emas berjangka kontrak Februari sebagai kontrak teraktif saat ini, ditutup naik sebanyak $6.80 atau 0.30% berakhir pada level $1,203.000 per troy ounce di Divisi Comex.
Sementara Index Dolar AS ditutup naik sebesar 40 poin atau 0.40% berakhir pada level 101.64, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 101.74 dan serendah 100.33.
Memasuki sesi perdagangan hari ini, pasar emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran yang yang lebih besar menyusul kembali dibukanya pasar Amerika setelah sempat libur kemarin dalam rangka memperingati Martin Luther King Jr.
Pasar emas diperkirakan akan cenderung terkoreksi menyusul wacana IMF yang meningkatkan perkiraan bagi pertumbuhan ekonomi AS melihat rencana terbaru dari presiden terpilih Donald Trump.
IMF melihat bahwa pertumbuhan ekonomi AS dapat meningkat setidaknya 0.50% lebih cepat dari tahun sebelumnya.
Merespon laporan tersebut, index dolar AS akan cednerung merespon baik dan berpotensi kembali menguat dikisaran 102.000 dan akan cenderung menekan harga emas dan pasar rival dolar lainya.
Secara teknis, melihat pola RSI yang terbentuk – harga emas sudah mulai memasuki fase Jenuh Beli.
Hal tersebut diharapkan menjadi antisipasi bagi investor untuk mulai mengurangi aksi beli dilevel $1,200.000.
Pola kenaikan pada harga emas nampaknya hanya akan terjadi pada area EMA-100 dan EMA-50 di kisaran $1,206.800 - $1,214.900.
Waspada adanya peluang koreksi kembali dikisaran $1,190.000 - $1,184.800.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar